6.04.2012

Catatan Perjalanan Sang Murobbi....
[4 Mei 2012]

sosok itu masih sama seperti dulu. Persis setengah tahun yang lalu. walaupun sudah bekerja di suatu perusahaan yang notabene mempunyai jam kerja padat. ditambah lagi dengan  lingkungan kerja yang heterogen. tetapi watak itu masih terjaga.


tenang, menginspirasi di setiap perkataan, dan senyum ikhlas yang selalu diberikan untuk mutarobbinya
membuat aku yang hampir 85% selalu tertidur ketika materi inti, menjadi tak berkutik 1 centi pun dan tak terlewat satu kata pun apa yang beliau wasiatkan kepada kita sekarang.sebagai mantan mahasiswa.mantan aktivis dakwah kampus.mantan orang multi talenta.mantan wirausaha sejati.

dan inilah, Catatan Perjalanan Sang Murobbi




ada beberapa hal yang harus antum sekalian pahami para Da'i
1. profesi kita sejatinya adalah sebagai Da'i

       terkadang kita lupa akhi..
gemerlap dunia membahana, menutup mata bagi manusia yang tunduk padanya.membuat lalai pada ilahi. Dzat yang Maha Pengasih dan Pemurah

      terkadang kita lupa akhi..
kita ini Da'i, sesudah maupun sebelumnya. seperti kita tahu, tugas Da'i adalah menyampaikan Risalah Dakwah, menyampaikan kebenaran yang berlandaskan Al Qur'an dan Ash Sunnah, membumikan nilai Islam yang Rahmatan lil Alamin.

seharusnya ini menjadi landasan berpijak seorang Da'i dimanapun kita berada. Entah apapun profesi kita nantinya, kita ini Da'i, sebelum maupun sesudahnya. Maka ketika kita menjadi seorang karyawan atau seorang pegawai perusahaan, maka kita ini sejatinya adalah Da'i yang mempunyai side job sebagai seorang Karyawan atau Pegawai. Atau mungkin ketika kita menduduki posisi strategis dalam suatu tata pemerintahan ataupun perusahaan. Maka itu tidak akan melunturkan izzah kita sbagia seorang Da'i. tanamkan nilai-nilai islam dari setiap posisi yang kita tempati, maksimalkan peran dimanapun antum berada sekarang, pahami bahwa itu adalah sebuah ladang amal yang luas nan berpahala dipenuhi kerikil kecil tajam menuju Surga.

ingat ayat yang baru antum hafalkan tadi Q.S. Ali imron: 159
.............. Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah…

maka ketika kita telah berazzam pada hal yang ingin kita capai, maka next step yang harus kita tempuh selanjutnya adalah bertawakal kepada Allah SWT, menyerahkan segala keputusan, permasalahan, kegalauan, kebimbangan hanya kepada Allah SWT. semua berasal dariNya dan akan kembali pula padaNya.


2. Jangan takut menjadi idealis

beruntung bagi antum yang sekarang masih di ranah kampus. dan nasehat ana untuk antum sekarang adalah pertebal tembok idealisme antum sekarang. jangan pernah takut menjadi seorang idealis. jangan pernah berhenti untuk bermimpi sebuah kehidupan yang ideal bernafaskan islam. Ketika memang disekitar kita banyak dikelilingi oleh orang-orang yang selalu melihat sisi realistis, maka jadikan itu sebagai parameter kekuatan tameng kita terhadap sebuah aqidah agama kita.

kalo antum tau ya, beberapa bulan lalu saya mengunjungi kota bandung dan berada dalam satu angkot dengan seorang pemuda. Beberapa meter angkot berjalan, ada penumpang seorang bapak-bapak paruh baya, yang masuk kedalam angkot dan terlihat mengeluarkan rokoknya, hendak menunaikan hajat ngudud-nya. Namun, seketika itu juga pemuda dalam angkot itu mencegah bapak itu untuk menyalakan rokok.
perdebatan sengit dan hampir memuncak dengan sebuah perkelahian antara sang pemuda dengan bapak calon perokok tadi. 

itulah idealisme.....
itulah kebenaran yang coba dipertahankan.....
melakukan Nahi Munkar dengan kepahaman benar.....


dunia kampus ini sebuah realita miniatur dari dunia luar. banyak tikungan yang bakal terjadi, banyak hambatan yang akan menghalang. tetapi ketika antum nanti akan sadari, tikungan yang berada di luar sana.jauh lebih besar dari pada yang antum hadapi di kampus dan itu bisa bersifat paralel.teruuussss aja berimbas, mengikis paradigma ideal yang telah kita bentuk.
apa sih tikungan di kampus itu?? paling cuma IPK, Ujian, Skripsi, dll. tidak lebih dari apa yang akan antum hadapi di dunia luar.

maka apa yang harus antum lakukan sekarang adalah.......

[bentuk kompetensi antum]

kompetensi inilah yang akan menentukan kadar kualitas keistiqomahan kita kelak. terkadang banyak orang yang menyalahkan kondisi, lingkungan yang kurang mendukung dalam menjalankan keistiqomahan sehingga tak sedikit orang yang berguguran. tapi hey, itulah cobaan dari Allah SWT untuk mengetahui kadar keimanan kita padaNya.
kemarin ane bertemu dengan Aa Gym.
kita berdiskusi panjang lebar mengenai keistiqomahan dan beliau mengibaratkan seperti ini. 

antum tau helipad?? apa fungsinya?? untuk tempat mendarat helikopter kan??
nah apa yang akan dilakukan pada helikopter ketika helipad nya itu sendiri yang rusak??

ana yakin, antum bisa simpulkan sendiri lah... ^^


[Tentukan Struktur mana yang akan kita pilih]

ada 3 sektor yang harus antum tempati sebagai seorang Da'i :
        
         1. Sektor Privasi 
hal ini berhubungan dengan tata pemerintahan, entah itu menteri, dirut, ataupun posisi strategi lain yang mempunyai andil besar dalam pengambian proses kebijakan

          2. Sektor Publik
hal ini berhubungan dengan kepegawaian. entah itu karyawan di sebuah perusahaan, staff di tata pemerintahan, dan lain sebagainya.

          3. Third Sektor
hal ini diisi oleh orang-orang yang memilih jalan entepreneur sebagai basis dakwah mereka.


nah antum pilih yang mana?? sudah siapkah kompetensi yang antum bentuk di kampus ini dalam mengambil peran di salah satu tempat tersebut??
kalo belum, mari kita berproses bersama menjadi "iron stock" handal negeri ini ^^


sebagai penutup, 
mungkin sekarang kita masih disibukkan dengan berbagai agenda akademik kampus, dihadapkan dengan permasalahn pribadi dan lain sebagainya
tapi antum harus ketahui.
bahwa seorang Da'i, seorang aktivis islam itu sudah selesai dengan urusan pribadinya. dia siap ditempatkan dimanapun dan kapanpun dia dibutuhkan.

dan antum akan merasakan bahwa pertolongan Allah itu dekat :)

“Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (At-Taubah [9]: 105)





Tidak ada komentar: